NARASI UPDATE – Kosongnya pupuk Bersubsidi dua bulan terakhir ini membuat para petani di Wilayah Kecamatan Padang Ulak Tanding (PUT)Kabupaten Rejang Lebong meradang .
Bagaimana tidak para petani penggarap sawah yang selama ini mengunakan pupuk bersubsidi jenis NPK dan Urea bersubsidi ini saat ini mereka tetoaksa membeli pupuk non subsidi dengan harga yang mahal .
Akibatnya para petani ini terpaksa mengeluarkan biaya yang tidak sedikit dan terpaksa mencari utangan dengan pembayaran setelah musim panen dengan harga yang lebih tinggi karena pembayaran yang lama ( bukan kes ) .
Mang Fendi (60l salah satu petani sawah yang ada di Desa Belumai 1 Kecamatan PUT ini mengatakan semenjak langkanya dan tidak ada pupuk bersubsidi dirinya terpaksa mengeluarkan biaya yang tidak sedikit .
“Ya kalau ada pupuk yang bersubsidi ada kami tidak mengeluarkan biaya yang banyak karen harga pupuknya cukup terjangkau ,dengan kisaran harga 140 ribu ,”ujar mang Fendi .
Diceritakan mang Fendi lahan persawahan yang dia miliki mencapai 3 hektar dengan kebutuhan pupuk mencapai 1Ton 200 KG dengan biaya berkisran 2 juta 500 ribu rupiah .
Itu untuk pupuk jenis Urea saja ,belum ditambahkan pupuk cair dan pupuk yang lainya ,jika tidak padi tidak akan berbuah normal ,”jelasnya .
Dijelaskannya untuk saat ini saja upah bajak sawah sudah 300 ribu perharinya ,belum tambahan biaya yang lainya .
Lebih lanjut ,kata mang Fendi dengan kosongnya pupuk bersubsidi sudah 2 bulan lebih ini dirinya terpaksa memutar otak ,untuk mendapatkan pupuk dengan cara mencari utangan dengan pemilik mesin padi ,dengan cara bayaran sudah panen dengan harga yang lumayan tinggi .
“Ya dari pada padi tidak berbuah karena kekurangan pupuk ,jadi kita terpaksa begitu ,sebab jika tidak begitu padi yang di tanam terancam gagal panen “ungkapnya.
Dirinya juga heran ,di bilang langka pupuk itu ada dan masih ada yang mendapatkanya dengan harga yang lebih tinggi sehingga kita juga bingung “terang mang Fendi .
Hal senada juga di sampikan Murod (45) warga Desa Belumai 1 ,mengatakan dirinya hanya penggarap sawah yang memiliki lahan tidak begitu luas .
“Ya areal persawahan saya ini sedikit ,tapi dengan kosongnya pupuk bersubsidi ini sangat di rasakan oleh kami petani kecil ini ,bayangkan saja sebelum pupuk.bersubsidi ini langka dan kosong dirinya bisa sekali panen mencapai 7 kwintal beras ,semenjak tidak dapat pupupk bersubsidi dan hanya mengandalkan pupuk sedanya panenenan saya menjadi merosot sekali dari 7 kwintal menjadi 150 Kg ,”ujarnya .
Jadi kami petani kecil ini jadi merugi dan banyak yang gagal panen ,jangankan dapat hasil upah bajak saja tidak kembali .(Grng)